Selasa, 14 Agustus 2012

BAYTUL INFAQ (Az-Zakah wa Shadaqah)



oleh Irfan Haeriadi pada 13 Agustus 2012 pukul 7:12 ·
Kita perhatikan penegasan Allah dalam surat ibrahim ayat 31 (*)

Ini ayat surat Ibrahim, surat makiyah, jadi abdi-abdi kehidupan dengan ajaran MSR-KU, yaitu mereka yang berpandangan dan sikap hidup dengan AQMSR-NYA serta mengorbankan, membelanjakan, mengeluarkan, menganggarkan, jangan kaku dan terpaku, anfaqa itu arti kamusnya banyak bisa mengorbankan, membelanjakan, mengeluarkan, menyerahkan, mempersembahkan, menganggarkan dari kurnia rizqi yang kami berikan pada mereka baik Sirran maupun 'Alaaniyah baik tersembunyi rahasia orang lain tidak tahu, hanya dirinya dengan tangannya serta Allah saja atau i'lan orang lain tahu nggak soal, kan motifasinya bukan ingin diketahui orang.

Nah yunfiquun ini nanti oleh Allah dibagi dua az-zakah wa shadaqah, jadi infaq itu nanti menjadi dua yaitu zakat dan shadaqah.

Zakat ini lebih umum karena meliputi kalau dalam AQMSR, zakat ini nanti meliputi sistem perekonomian, sistem produksi, distribusi, konsumsi, sistem anggaran.

Sedangkan shadaqah merupakan pemberian seperti abubakar memberi kurnia kepada bilal saudara se-Imannya untuk menebus dirinya, bukan disuruh Allah tapi kesadaran dirinya. Jadi tidak ada aturanya seperti dalam zakat.

Kalau zakat kan ada aturannya dan bukan ke orang langsung zakat itu tapi ke baytul mal. Zakat sistem anggaran pendapatan itu diberikan umpama 2,5% itu melalui panitia yang ditunjuk nabi, panitia ini nanti berada pada satu lembaga yang disebut baytul maal. Merekalah nanti yang berkewajiban mengeluarkan apa yang mereka terima ke delapan departemen masyarakat mu'min muslim yang hadir saat itu.

Jadi seperti itu hakikatnya, infak itu pengorbanan apapun yang dilakukan hamba untuk mengisi dan menata garis Al-Iman, sebetulnya asalnya tidak ada aturan dari Allah, pokoknya mereka yang menyatakan ber-Iman menjadi mu'min muslim saling tolong menolong tanpa aturan seperti Abu Bakar dan yang lainnya, memberi apa saja, berapa saja, tapi kemudian diatur oleh Allah, kan ada pembagian, ada objek-objek yang ditentukan untuk ini untuk itu sedemikian rupa, baru lahirlah zakat.

Jadi lebih dulu infak yunfiquun dari pada zakat yang aturan mainnya menentu, baik itu sistem produksi, produksi apa? Pertanian, perikanan, perdagangan, jenisnya menentu, sebelum itu dari tahun pertama sampai dengan turun surat arRum itu infaq.

Jadi kalau zakat itu sudah menentu seperti sistem produksi, 1 produsen 9 distibutor, kemudian anggaran pendapatan dari mana? berapa persen? itu kalau zakat.

Sedangkan shadaqah tidak ditentukan oleh Allah jumlahnya waktunya, namun kedua-duanya itu masuk kategoris infaq, pengorbanan.

Dalam rangka apa ini dilaksanakan? Yaitu melaksanakan Intruksi perintah yang Allah sitir sejak zaman rasulullah Adam sampai dengan rasulullah nabi Muhammad, cukup satu ayat disurat attaghabun ayat 16 (**) bahwa pelaksanaan garis al-IMAN itu berdasarkan komando Allah, dimana dalam komandonya ada 4 hal

Ittaqullaaha mastatha'tum: berlaku patuhlah kalian terhadap perintah Allah seiring takut melanggar larangan-NYA penuh disiplin MSR-NYA dengan mengerahkan segenap kemampuan kalian! Belum jelas patuh itu bagaimana?

Yaitu wasma'uu tanggapilah oleh kalian AQMSR ini sehingga menjadi tanggapan dan pandangan serta penilaian dalam kehidupan kalian!

Wa athii'uu selanjutnya wujudkanlah menjadi prilaku kenyataan hidup kalian seutuhnya!

Wa anfiquu khayran li anfusikum, ini surat attaghabun, surat makiyah! Yaitu berkorbanlah selama memenuhi intruksi itu berarti sami'na wa atha'na, pengorbanan itu adalah untuk kebutuhan kalian sendiri, berarti sesama se-IMAN!

Untuk itu wa man yuuqa syuhhan nafsihii, maka siapa saja yang terhindar dari kekikiran dirinya, kikir nggak mau bangun malam, nggak mau ratil, nggak mau shalat, nggak mau memberi pada yang membutuhkan. Shadaqah kemudian zakat menurut aturan main dari pertanian, peternakan, perdagangan, emas logam mulia, jasa macam segala. Terhindar dari kekikiran dirinya berarti melaksanakan itu semua!.

Fa ulaaika humul muflihuun, ini kita hubungkan nanti dengan surat al-Baqarah 1-5 (***), surat madaniyah

Siapa muttaqiyn? Wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun! Jadi tidak terbatas garis sami'na di garis atha'na diulang

Walladziina yu-minuuna akibat dari bimaa unzila ilayka wa maa unzila min qablik wa bil akhiratihum yuuqinuun

Uwlaaika 'alaa hudan min rabbihim wa uwlaaika humul muflihuun. Jadi hakikat muflihuun itu karena yunfiquun kalau istilah lainnya dan ini diujudkannya dalam garis al-IMAN.

Jadi kalau sekarang kita yunfiquun diluar garis yang diperintahkan Allah dalam AQMSR-NYA hatta 1 milyar pun nggak bakal diterima, yang ada malah masuk rekening koruptor!.

Jadi yunfiquun itu harus tepat sasaran artinya tahu, paham dan menguasai 'ILMU-NYA, hanya itu yang masuk daftar malaikat! Diluar itu berapapun jumlahnya nggak bakal, sebab bukan garis al-IMAN tidak bernilai garis al-IMAN!.

Dimana seseorang itu dikata mengisi dan menata garis al-IMAN apabila sudah decision, walau seberapapun ayat Alquran yang dipahami, dihapal dan dikuasai maknanya menjadi pandangan kehidupan, selanjutnya dia decision berarti dia sudah masuk garis al-IMAN!.

Mulailah pemberian apapun itu bernilai yunfiquun mau sirran mau 'alaniyah mau sembunyi ataupun dilihat orang.

Rangkuman isi khutbah Jumu'at yang penulis sampaikan pada tanggal 10 agustus 2012 M/ 21 Ramadhan 1433 H di masjid Baeturrahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar