Kamis, 20 Oktober 2011

EKONOMI INDONESIA YG TERJAJAH MELALUI HUTANG

Prof. Mubyarto dalam bukunya, Ekonomi Terjajah, menjelaskan bahwa setelah 60 tahun merdeka, kondisi perekonomian rakyat Indonesia tidak banyak berubah; bahkan jika dibandingkan dengan masa penjajahan Belanda. Secara relatif, PDB perkapita Indonesia cenderung terus merosot. Mubyarto melihat keterjajahan kembali ekonomi Indonesia mewujud dalam bentuk ‘penghisapan ekonomi’ yang sangat tinggi dan penciptaan ketidakadilan sosial. Karena penghisapan tersebut Indonesia tidak akan mungkin menciptakan keadilan sosial melalui strategi pembangunan.

Fenomena penjajahan ekonomi oleh AS yang diistilahkan oleh Mubyarto sebagai “The Global Empire” tidak hanya menimpa Indonesia saja, melainkan melanda hampir seluruh Dunia Islam. Hal ini semakin terkuak setelah muncul buku yang ditulis oleh John Perkins yang berjudul, Confessions of an Economic Hit Man. Buku tersebut membuka rahasia Pemerintah AS yang berani membayar tinggi orang-orang seperti Perkins. Mereka dibayar untuk membuat negara-negara yang kaya sumberdaya alam (SDA) mengambil utang luar negeri sebanyak-banyaknya sampai negara itu tidak mungkin lagi dapat membayar utangnya, kecuali dengan menguras seluruh SDA yang mereka miliki.

Indonesia adalah salah satu contoh negara yang telah sukses masuk dalam jeratan “Global Empire”-nya AS. Apa yang terjadi di Indonesia sangat sesuai dengan paparan Perkins di atas. Indonesia saat ini telah terjerat dalam perangkap utang yang hampir tidak mungkin untuk dibayar. Utang pada akhir pemerintahan Soekarno 2,17 miliar dollar AS, pada akhir pemerintahan Soeharto naik 25 kali lipat menjadi 54 miliar dollar AS, dan pada akhir 2010 angka itu sudah membengkak lebih dari 50 kali lipat menjadi 116 miliar dollar AS. (http://cetak.kompas.com/read/2011/06/03/04174268/selamatkan.ekonomi.indonesia, diakses 15 Juli 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar