Selasa, 18 Oktober 2011

Yang Marah ( subyektif ), Agen Imperialis



oleh Adib Susila Siraj pada 18 Oktober 2011 jam 20:14
Kemudian dengan ini saya minta perhatian saudara-saudara.

Jikalau Studi al-Quran menurut Sunnah Rasul ini gagal, (maka) tamatlah dalam arti budaya.
Tapi kalau Studi al-Quran ini berhasil, akan dikabulkan oleh Allah “khasanah fiddunya, khasanah fil-akhirah”, (maka) Indonesia akan menjadi apa yang dikatakan oleh Bung Karno “Mercusuar” bangsa-bangsa yang berkebudayaan sangat murni (genuine).

Indonesia akan menjadi penjaga pintu gerbang antara dua benua.
Nggak ada jalan dari Timur ke Barat, kalau tanpa melalui Indonesia.

Dari itu, saya peringatkan sekali lagi.
Studi al-Quran menurut Sunnah Rasul adalah rekayasa abad 21, kurun kedua al-Quran.
Mereka boleh ngomong macam-macam, mereka boleh berkata ini bahaya.
Tapi inilah rekayasa abad 21.

Sehingga nggak perlu sembunyi-sembunyi !
Kenapa ?!
Supaya yang di luar saudara tahu, untuk apa studi ini. Kayak apa studi ini.
Ini studi habis-habisan !!!

Jadi, oleh karena itu, kita tidak mungkin menguasai abad 21 kalau kita tidak menguasai al-Quran. Kita tidak (akan) bisa menguasai al-Quran, kalau hati dan syaraf serta otak kita yang sudah dikotori oleh Zionisme, tidak kita sapu bersih.

Seiring dengan itu, kita mau menguasai al-Quran adalah untuk menyapu bersih keonaran budaya yang sudah dibuat oleh imperialis.

Dari itu saudara jangan gampang terpancing dan jangan gampang marah.
Sebab yang marah itu (biasanya) adalah agen imperialis.
Hormati dia sebagai agen imperialis !!!
Sebab kalau saudara terpancing, kapan bisa duduk untuk studi ?
Gara-gara sibuk melayani (pancingan) mereka, (maka) pekerjaan kita sendiri (jadi) terbengkalai.

Biar aja angin lalu keranjang tunggu.
Atau biar aja anjing menggonggong kafilah berlalu.

(Muhammad Isa, Kotagede, Yogyakarta, 17 Juni 1991)

 ·  ·  · Bagikan
    • Bung Tomo siiipp..
      13 jam yang lalu · 
    • Diar Triarsono jangan terpancing ama gib ... dia itu antek imperialis ... dia itu yahudi berkedok ...
      10 jam yang lalu · 
    • Gempur Isa Bugis 
      Visi IB sangat hebat. Tp tidak dipahami oleh murid2nya. Studi ini habis2an, katanya. Tp apa dihabiskan murid2nya? Waktu! Mrk buang2 waktu dg malas2an. Kyk si Diar itu, bhs aja blm becus! IB bilang jangan sembunyi2, mrk malah pada ngumpeeet ...Lihat Selengkapnya
      4 jam yang lalu · 
    • Deva Devara Kalo kt lihat d grup2 ko byk temen yg terpancing
      4 jam yang lalu · 
    • Deva Devara Kalo kt lihat d grup2 ko byk temen yg terpancing
      4 jam yang lalu · 
    • Harian Saputra ujian itu untuk semua nya.termasuk ane kna pancing.hehehe
      3 jam yang lalu · 
    • Ahmad Djaswadi Siap Mas Adib..!!
      3 jam yang lalu · 
    • Gempur Isa Bugis Siap ngapain boy? Melanjutkan kegagalan IB?
      2 jam yang lalu · 
    • Harian Saputra bukan IB yg gagal? kita nya gak kompak?yg ada jdi prompak MSR hehe
      2 jam yang lalu ·  ·  1 orang
    • Gempur Isa Bugis Malah pada sibuk berbuat menentang Allah ya? Haha!
      sekitar sejam yang lalu · 
    • Bruce Lee Panjaitan Sinaga bagi yg terpancing marah yg berlebihan, ya diperingatkan aja, siapa pun boleh marah asal masih dalam batas2 Alquranu wa sunnaturrasul. namanya manusia, yg punya pendirian. demi pendirian yg dianggap benar apapun dikorbankan jika diperlukan..
      beberapa detik yang lalu · 

2 komentar:

  1. Bung GIB kelihatannya suda tahu/menanggapi (sami'na)
    Namun dia asoina(tdk mau berbuat atas apa yg dia tanggapi) di lihat dr sepak terjangnya . dialah sang pengaduk-aduk ! Tp beliau adalah bukti objektivenya AQMSR. Dia lah yg ilmiah , aqmsr adalah alternatif-objektif dan buat kita di persilahkan utk alternatif-subjektif. dia lebih nyaman menjadi pendukung dzulumat.
    Syalom aduk-adukan .... :D

    BalasHapus
  2. Memang Banyak peristiwa atau kejadian dlm kehidupan kita sehari hari yg menjadi "agen imperialis" yg bisa membuat kita terpancing untuk melyani atau membuat kita marah sehingga bisa mengalihkam kesibukan studi Alquran MSR ini...berhati hatilah saudaraku..

    BalasHapus