a) Malik (المالك) raja/ pemilik / penguasa :
Tiada Pemilik/ Raja selain Allah dg pembuktian Alquranu wa sunnaturrasul (QS. 4: 131)
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
“Dan sepertihalnya menurut ajaran Allah peristiwa organis biologis di alam semesta, maka seperti itu pula halnya ilmu sosial budaya menurut ketentuan ilmu Allah. dan sungguh Kami telah mewasiatkan / mengajarkan kepada orang-orang yang dikurniai ilmu yg dibukukan menjadi kitab2 menurut sunnah rasul sebelum sunnah anda ( muhammad ) agar mereka bertakwa sesuai ajaran Allah. Tetapi jika kalian berlaku negatif thp Alquranu wa sunnturrasul , maka , sesungguhnya fakta organis biologis di alam semesta hanyalah menurut ilmu Allah begitu juga sosial budaya. dan adalah ilmu Allah Maha Kaya wawasan lagi Maha Terpuji.”
b) Hakim (الحاكم) ; Pembuat hukum.
Tiada pembuat hukum selain Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam (QS. 6 : 114) :
أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلاً وَالَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ
أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur�an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur�an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 6 : 57)
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلَّهِ
“Tidak ada hukum yg memberikan kepastian ilmiah selain berdasarkan hukum Allah.”
c) Amir (الأمير) : Pemerintah (yang berhak memberikan perintah / pengatur / pengurus / pemimpin )
Tiada pemerintah (yang berhak memberikan perintah dan atau larangan) selain perintah dan atau larangan Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah mengatakan
(QS. 7 :54):
أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
hanya menurut ilmuNYA ( Alquranu wa Sunnaturrasul ) sepertihalnya segala penciptaan terwujud demikian pula halnya segala urusan / tata aturan sosial budaya nur yg yg Allah tumbuh kembangkan menurut sunnah anda ( muhammad ). adalah Allah ( dg pembuktian Alquranu wa Sunnaturrasul ) pembimbing kehidupan alam semesta dan sosial budaya
d) Wali (الولي) : Pelindung/pemimpin/ panglima.
Tiada pelindung/pemimpin / panglima kehidupan selain Allah SWT. Allah berfriman dalam Al-Qur’an (QS. 2:257)
اللهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah ( dg pembuktian Alquranu wa Sunnaturrasul ) adalah Panglima hidup orang-orang yang beriman; yg membebaskan mereka dari zhulumad (kekafiran) menuju NUR (iman). Sebaliknya orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah Thagut, yang menjerumuskan mereka dari Nur menuju zhulumad (kekafiran). Mereka itu adalah pendukung tatanan hidup NAR ; mereka abadi ( terus menrus ) di dalamnya seabadi pandangan dan sikap hidup yg mereka bangun.”
e) Mahbub (المحبوب) : Yang dicintai.
Tiada yang dicintai selain Allah ( dg pembuktian Alquranu wa sunnaturrasul ) SWT Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengatakan (QS. 2 : 165):
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى
الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
" Sebagian manusia adalah yg menjadikan selain ajaran Allah sebagai pembina pandangan dan sikap hidupnya, mereka mencintainya seolah2 mencintai ajaran Allah yg sebenarnya. sebaliknya mrk yg benar2 beriman dipuncak kerinduan tuk hidup menurut ajaran Allah.....
f) Marhub (المرهوب): Yang ditakuti.
(QS. 9 : 18)
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللَّهَ فَعَسَى
أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“ Sebenarnya ajaran / ilmu yang mengatur mesjid-mesjid Allah ( organisasi - organisasi Alquranu wa sunnaturasul ) ialah orang-orang yang telah beriman kepada Allah yaitu sesuai pembuktian sejarah para rasul yg menuntut kehidupan terakhir ( khasanah fid-dunya wal akhirat ) , menegakkan shalat satu pembinaan iman, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada melanggar ajaran Allah, maka merekalah orang-orang yang dijadikan dari golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
g) Marghub (المرغوب): Yang diharapkan
Tiada yang diharapkan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 94 : 8) :
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
“Dan hanya menurut ajaran pembimbing kehidupan ( Allah 0 menurut sunnah anda ( muhammad ) hendaknya kamu berharap.”
h) Haul wal Quwah (الحول والقوة) : Daya dan kekuatan
Tiada daya dan tiada kekuatan selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 51 : 58) :
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allah dg pembuktian Alquranu wa sunnturrasul adalah Maha Pemberi kehidupan adil makmur Yang Menguasai ketangguhan ilmiah lagi berdaya guna
i) Mu’dzam (المعظم) :
(QS. 22 : 32):
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah halnya. maka barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar ajaran Allah, maka sesungguhnya berdasarkan hati yg taqwa.
j) Mustaan bihi (المستعان به) : tempat pengharapan hidup tolong menolong.
Tiada yang dimintai pertolongan selain Allah dg pembuktian Alquranu wa Sunnaturrasul. Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 1 : 5) :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya menurut ajaran menurut sunnah rasul anda kami mengabdikan diri yaitu mengharap kehidupan saling tolong menolong
Selalu ada Al-haqq yg belum kita ketahui. Karena Al- haqqu min rabbika adalah yg telah dipraktekkan rasulNya. Selama kenyataan hidup masih benar gelap / hina / nista, walau sekecil atom pun, selama itu kebenaran yg obyektif ilmiah harus diperjuangkan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun hingga tetes darah penghabisan. Semoga kita saling ingat - mengingatkan tuk hidup selaras dengan Al- Haqq yaitu semoga teguh bertahan dalam memperjuangkannya. من فسر القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar