Sabtu, 20 Agustus 2011

Individualisme, Liberalisme, Kapitalisme, Feodalisme, Imperialisme, Kolonialisme,


“naturalisme makro atomisme”,

Individualisme, Liberalisme, Kapitalisme, Feodalisme, Imperialisme, Kolonialisme,

Faham yang disebut “naturalisme makro atomisme”, yaitu suatu faham yang menghamba kepada alam, khususnya makro atom, atau atom/benda-benda yang besar-besar, yang beredar di jagad raya, seperti planet Bumi, Bulan, Matahari, dan Mars, serta planet-planet besar lainnya.

Filosofi epistemologis tersebut adalah berasal dari hasil olah fikir seorang filsuf dan pujangga purba dari Yunani bernama Aneximandros yang mengulang teori lama, yang hidup dan meninggal sekitar abad ketiga sebelum masehi.

Ringkasnya, Aneximandros dengan mengamati benda-benda besar (makro atom) yang bertebaran di angkasa ciptaan dan kreasi Tuhan tersebut, kemudian menyimpulkan bahwa “hakikat kehidupan secara sendiri-sendiri, individu-individu seperti halnya bulan, bumi, matahari, dan planet-planet lain yang beredarpada garis edarnya masing-masing itu ternyata aman tidak pernah terjadi benturan antara satu dengan yang lain” disebut Individualis.

Individualisme

Dari hasil pengamatannya Aneximandros membuat suatu teori hidup bermasyarakat. Bahwa jika manusia ingin hidup bermasyarakat dengan aman, maka hendaknya mencontoh pola hidup benda-benda besar di angkasa tersebut, yaitu hidup secara individu, sendiri-sendiri atau masing-masing.
Teori hidup secara individu-individu inilah kelak menjadi teori yang disebut Individualisme.

Teori Individualisme inilah yang kelak yang akan diusung ke Eropa dan menjadi pola pikir serta model hidup bermasyarakat bangsa Eropa.

Namun rupanya Aneximandros agak kurang cermat dalam mengamati dan tidak mampu membedakan antara mahluk organis yang berupa benda-benda itu dengan mahluk biologis atau mahluk sosial budaya yang namanya manusia.

Akibatnya ketika teori hidup individualis ini diterapkan, apa yang terjadi ? Yang terjadi adalah sebuah persaingan bebas antara individu atau persaingan bebas antar pribadi, sebagai akibat logisnya disebut liberalisme.

Liberalisme

Adalah merupakan akibat lanjutan dari teori Individualisme, maka sejak saat inilah lahir apa yang disebut persaingan bebas antar individu, dimana kelak disebut sebagai teori Liberalisme.

Sebagai dampak yang lebih parah dari teori Individualisme Liberal ini adalah dimana di dalam pertarungan bebas tersebut pasti akan berakhir dengan kemenangan dari sebagian manusia dan kekalahan di pihak lain.

Atau dengan kata lain dari pihak yang kalah akan dikuasai yang menang dan bagi yang kalah boleh diperlakukan sebagai budak manusia yang diperjualbelikan untuk kemudian dijadikan sebagai alat produksi/bantu untuk meraih kekayaan dan kekuasaan lebih jauh.

Dengan demikian maka berlakulah perbudakan manusia oleh manusia, atau penindasan manusia terhadap manusia oleh segelintir manusia yang berkuasa.

Hukum rimba ini berlaku bagi manusia budak atau manusia lemah, tidak saja bisa dieksploitasi sebagai alat produksi dan sebagai barang dagangan yang bisa diperjualbelikan saja, tetapi bagi budak yang berjenis kelamin wanita atau gadis boleh dan dengan leluasa dijadikan alat pemuas birahi sang majikan kapanpun sang majikan mau.

Sehingga anak-anak yang lahir dari wanita-wanita malang ini disebut ”anak bajang”, yang tidak mendapatkan status kemanusiaan, karena lahir dari seorang ibu seorang budak yang statusnya sama dengan binatang ternak seperti onta, keledai, kuda dan lain-lainnya.

Dalam sejarah kelak, orang-orang bajang inilah yang melakukan protes berupa demonstrasi besar-besaran (dari sinilah cikal bakal dari teori demokrasi, yang berarti demokrasi adalah teori anak haram yang lahir dari hasil pemerkosaan atas sang babu oleh majikan, maka kelak terbukti bahwa demokrasi adalah anak yang nakal dan sangat licik) terhadap kaum kaya/borjuis berkuasa yang notabene adalah gerombolan setan yang tidak lain adalah komunitas dari ayah tidak sah mereka sendiri.

Kapitalisme

Adalah merupakan akibat lanjutan dari teori Liberalisme, yaitu paham dan sebutan untuk orang-orang sukses dalam menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kalah/lemah untuk kepentingan pribadi, keluarga dan atau kelompoknya saja (kelompok inilah yang kelak menjadi lawan dari orang-orang yang yang berpaham komunisme).

Kelanjutan dari teori hidup Individualis yang berkembang menjadi monster Kapitalis yang mengerikan bagi manusia yang lain ini, kemudian berkoalisi menjadi kumpulan manusia monster dan kemudian mengangkat satu di antara mereka yang paling kuat dan kaya menjadi raja monster yang paling ditakuti manusia lainnya.

Seorang Raja Diraja inilah yang mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas di dalam negeri itu disebut The King dan wajib diataati sebagaimana taat kepada Tuhan, karena The King adalah penjelmaan Tuhan, karenanya The King disebut juga disebut “The Lord”/ Tuhan (lihat Raja Fir’aun).

Feodalisme

Adalah akibat lanjutan dari teori Kapitalisme, yaitu paham yang menganggap kekuasaan absolut beada di tangan Raja Diraja yang berkoalisi dengan kroni-kroni Kapitalisnya dan yang menjadi pejabat dan punggawanya tersebut berkembang dan berlaku sampai abad XVI masehi di Eropa termasuk Belanda dan masih tersisa sampai hari ini di beberapa negara lainnya.

Kekuasaan absolut terhadap seluruh isi negara yang meliputi seluruh isi negara yang meliputi seluruh kekayaan alamnya, bumi dengan segala kandungannya, maupun segala yang bergerak di atasnya adalh milik raja.

Dengan demikian, harta milik rakyat pun jika diinginkan oleh sang raja, tak dapat seorang pun menolaknya. Sampai-sampai jika seseorang mempunyai seorang anak gadis yang berparas cantik jika diminta sang Raja atau Punggawanya (yang notabene adalah para kroni yang menanam dalam sistem Feodal) harus rela untuk dijadikan selir yang kesekian puluh (istri simpanan pemuas birahi).

Seluas apapun dan sebanyak apapun kekayaan sang Raja, tak akan pernah terpuaskan nafsu serakah dan nafsu birahi seorang Feodal. Oleh karena nafsu serakah bak kumpulan binatang buas yang mempunyai armada perang ini telah menguasai seluruh daerahnya, maka mulailah melirik negara lainnya, negara tetangganya, sampai negara yang jauhpun jika memungkinkan juga akan dijarah dan direbutnya.

Nah … ! dalam rangka inilah Belanda datang ke Indonesia !

Imperialisme

Adalah merupakan akibat lanjutan dari teori Feodalisme, yaitu paham atau teori tentang cara bagaimana menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia dari suatu negara yang dijadikan daerah jarahan atau daerah yang akan dijadikan imperium yang akan dikuasainya.

Mula-mula dimulai dari bagaimana menguasai sumber daya alam terutama komoditas berharga atau mempunyai nilai jual di pasar lokal maupun yang mempunyai nilai mahal di pasar internasional, seperti hasil tambang apakah itu batubara, timah, nikel, tembaga, apalagi emas. Komoditas lain yang tidak kalah laku di pasar internasional.

Seperti hasil tambang, apakah itu batubara, timah, nikel, tembaga apalagi emas. Komoditas lain yang tidak kalah laku di pasar internasional adalah hasil hutan berupa kayu jati, kayu mahoni, kayu ulin, kayu cendana, gaharu, rotan, damar dan lain-lain komoditas.

Belum lagi hasil kebun yang sangat menarik, karena hasil kebun ini selain mahal di pasar dunia, kebun juga menjadi sarana rekreasi keluarga (keluarga para imperialis kapitalis).
Kebun teh misalnya, atau kebun coklat, kopi, serta lada ini semua menjadi sarana rekreasi buat keluarga Belanda di Indonesia.

Di kebun teh misalnya, di kebun ini dikala senja atau pagi hari terjadi pemandangan yang sangat menarik. Betapa tidak dari hamparan bebukitan hijau teh yang luasnya ribuan hektar itu dihiasi dengan barisan tebaran topi-topi bundar dari ibu-ibu dan anak-anak pribumi yang bekerja memetik daun teh.
Sementara Belanda menonton dengan riangnya bersenda gurau di atas bendi atau kereta berkuda duanya, bersama anak-anak dan cucunya yang lucu-lucu dengan sesekali menggoda ibu-ibu yang mandi keringat itu.

Kolonialisme

Adalah merupakan akibat lanjutan dari teori Imperialisme yaitu paham atau teori bagaimana membuat koloni-koloni dari sesama bangsanya di tanah bersama orangnya yang sudah berhasil dikuasainya.

Maka diboyonglah keluarga, famili, kerabat dekat atau sahabat dari para feodal untuk menetap di tanah subur di Jamrud Katulistiwa Indonesia. Di sinilah mereka membuat koloni atau gerombolan kaum feodal, di sini mereka membuat rumah-rumah mewah yang lengkap dengan perabotan mahal serta dilengkapi dengan kolam renang dengan air panasnya.

Darimana uangnya untuk membuat semua ini ?

Jawabnya tentu dari hasil keringat kerja keras pribumi di tambang-tambang, cucuran keringat ibu-ibu yang bekerja di kebun-kebun tadi.

Disinilah di tanah milik Bangsa Indonesia inilah Belanda beranak pinak dan setelah beranak pinak dan anak-anak mereka terus tumbuh remaja di Indonesia, maka sejak itu dibangunlah sekolah-sekolah untuk anak-anak mereka seperti yang kita kenal dengan HIS untuk tingkat SD, kemudian MULO menjadi SMP, dan AMS menjadi SMU serta Kwee School (KS) mejadi Perguruan Tinggi di Indonesia yang kelak diikuti anak-anak bangsawan pribumi (komplotan feodalis saat itu) untuk kemudian dilanjutkan sampai saat sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar