Kamis, 04 Agustus 2011

BAB ll : POKOK - POKOK MENCAPAI IMAN

Dimaksud dengan pokok-pokok mencapai iman ialah keterangan-keterangan yang sangat diperlukan dalam usaha mencapai iman ( pandangan dan sikap hidup ). Keterangan-keterangan tersebut kita bagi menjadi sebagai berikut.





1) Garis Iman





Istilah garis, menurut ilmu hukum ialah jumlah titik-titik yang sambung menyambung hingga membentuk garis dari A sampai Z.





Garis iman ialah Sebagai sebuah perlambang titik-titik menjadi tindakan demi tindakan yang terus menerus dan sambung menyambung dari satu permulaan hingga akhirnya mencapai Iman.





Keterangan-keterangan atau teori yang membentangkan / menguraikan garis iman bisa juga dikatakan strategi dan taktik mencapai iman, ( secara sederhana persamaannya adalah GARIS IMAN = STRATEGI DAN TAKTIK IMAN ) .



Strategi = siasat = tahapan umum = priode dalam mencapai Iman.

Taktik = tata cara = langkah - langkah tekhnis dalam rangka mencapai strategi = prosedur dalam mencapai Iman. Apapun taktik / prosedur yg ditempuh manusia dalam pandangan dan sikap hidupnya ( IMAN ) secara garis besar tercakup pada pilihan kategori Strategi iman haq dan atau iman bathil sbb: seperti ditegaskan oleh surat ali imran ayat 54 demikian :










Wa makaruu wa makarallaahu wallaahu khairul maakiriin.



54. “Mereka, atas pilihan dz ms sy, mensiasati ajaran Allah ms rasul-Nya. Sebaliknya Allah, dengan satu ajaran ms rasul-Nya juga melakukan siasat. Yaitu Allah, atas pilihan Nur ms Rasul-Nya adalah pembina siasat kehidupan indah tiada tanding”.



pembuktian ayat di atas menegaskan bahwa antara pilihan NUR msr dan zhulumad mssy saling bertolak belakang dalam hal siasat = stretegi iman



jika kita rinci, maka strategi dan taktik paling pokok antara iman haq ( NUR msr ) dan iman bathil ( zhulumad mssy ) dirumuskan sbb:





2) Pokok-pokok Garis Iman.





Surat al-Baqarah ayat 285 membagi pokok-pokok garis iman, demikian :










285. “Rasul itu hidup berpandangan dan bersikap dengan apa yang telah diturunkan ms kerasulannya ( ajaran Allah ms Rasul) dari pembimbingnya, begitu semua mukmin, masing-masing hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah yaitu risalah malaikat, yakni yang telah dibukukan dalam berbagai kitab menurut-Nya, yaitu kata mereka seterusnya : “Kami telah menanggapi dan kami hidup patuh menurut demikian ( Ajaran Allah menurut sunnah rasul ) , satu pembina kehidupan maha revolusioner menurut sunnah rasulmu, wahai pembimbing kami, yakni menurut alternative ajaran NUR msr dan atau zhulumad mssy Anda jualah hidup ini berjalan”.





Ayat diatas membagi pokok-pokok Garis Iman menjadi tahap Sami’na = Tahap penanggapan ajaran Allah, dan tahap Atha’na = Tahap hidup patuh sesuai ajaran Allah yang ditanggapi.



Inilah global strategi rasul dan mukmin yg mendukung sunnah rasul dalam mencapai Iman yg dikenal dengan priode makkiyah ( SAMI'NA ) dan madaniyah ( ATHA'NA ).



Garis iman haq yakni NUR msr bertolak belakang dengan garis iman bathil yakni Zhulumad mssy yg di rinci oleh data - data Alquran sbb:





Surat al-Baqarah ayat 93, membagi pokok-pokok garis iman demikian :







Wa idz akhadznaa miitsaaqakum wa rafa’naa fauqakumuth thuura khudzuu maa aatainaakum bi quwwatiw was ma’uu qaaluu sami’naa wa ‘ashainaa wa usyribuu fii quluubihimul ‘ijla bi kufrihim qul bi’sa maa ya’murukum bihii iimaanukum in kuntum mu’miniin.





93. “Yaitu satu ketika dikala mana Kami, atas pilihan manusia berlaku dz ms sy, telah merusak ikatan pergaulan hidup kalian yaitu Kami unggulkan atas kalian satu kehidupan yang bagaikan gunung Tursina memberatkan bumi. selanjutnya kami memerintahkan kalian “Terimalah apa yang telah Kami turunkan ( Taurat ms Musa ) untuk kalian dengan sepenuh hati dalam arti tanggapilah!”, niscaya mereka telah berkata : “Kami telah menanggapi dan kami mengingkarinya”. Oleh karena hati mereka telah mendapat kemantapan hidup musim-musiman menjadi kekufuran mereka. Tegaskan ( Muhammad ): “Sejahat-jahat sesuatu yang menggiring hidup kalian menjadi demikian adalah pandangan dan sikap hidup kalian dengan dz ms rasul.





Disini pokok-pokok garis iman tersusun dari tahap “Menanggapi” dalam arti benar-benar menanggapi sehingga jelas mengerti apa yang ditanggapi, dan tahap “Mengingkari”, dalam arti juga jelas memahami apa yang diingkarinya.



dari pembuktian di atas maka garis iman bathil disini adalah strategi SAMI'NA ( MENANGGAPI WAHYU DENGAN OBYEKTIF ILMIAH ) TAPI ASHAINA ( MENGINGKARI WAHYU YG TELAH DIPAHAMI ). hal inilah yg berlaku pada sebagian bangsa yahudi sehingga mereka dikenal sebagai ilmuwan yg mendominasi kehidupan zhulumad, sayangnya mereka memilih sebagai penyeleweng / perusak pandangan dan sikap hidup manusia. selain yg demikian, garis iman yg sangat merugikan dan hina adalah garis iman bathil ( ajaran yg tak syah dari sisi alternatif obyektiv dari ilmu Allah) karena hasil aduk2an NUR msr dan atau zhulumad mssy melahirkan ajaran anak haram jadah ( golongan ke 3 ) sbb:





Surat nisa’ ayat 46 mengajukan satu model yang lain dari pokok-pokok Garis Iman demikian :







46. “Sebagian Yahudi ( ahli kitab ) memutar balik ajaran Allah ms Rasul-Nya dari ( kedudukan dan fungsi ) yang sebenarnya dimana mereka menyatakan : “Kami telah menanggapi dan kami mengingkarinya”, dalam arti menanggapi bukan benar-benar menanggapi tetapi dalam arti “Biarlah kami tetap berpandangan dan bersikap dengan teori gembala domba ( demokrasi ) kami”, yakni bagai lidah biyawak yang bercabang dua yakni sama dengan tombak berbalut sutera untuk menikam dari dalam terhadap penataan hidup (Dinul Islam) dari Allah ms Rasul-Nya. Jikalaulah mereka bersikap “Kami menanggapi dan kami hidup patuh menurut demikian”, yaitu menanggapi dalam arti “Biarlah kami berpikir-pikir dulu”, sungguh yang demikian itu adalah lebih baik dalam arti ketangguhan ilmiah. Tetapi Allah, atas pilihan mereka yg dz ms sy, telah melaknat kebanyakan mereka yg tidak mau hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah ms Rasul-Nya kecuali segelintir saja dari golongan ini yg beriman”.





Disini pokok-pokok Garis Iman tersusun dari tahap “Menanggapi” dalam arti asal sekedar menanggapi dengan motivasi - motivasi tertentu sehingga dapat dipastikan tidak akan menguasainya secara obyektif ilmiah. karena kecerobohan atau tergesa - gesa





Dari itu maka tahap kedua, “Mengingkari”, menjadi mengingkari sesuatu yang sebenarnya dia tidak menguasainya secara obyektif ilmiah. sehingga disimpulkan garis iman di atas adalah model SAMI'NA GHAIRA MUSMA'IIN tapi ASHAINA. JADI MENGINGKARI APA YG DIA TAK BENAR - BENAR PAHAMI ALIAS ASAL MEMAHAMI AJARAN Allah TAPI MENGINGKARI AJARAN ALLAH





Sehingga yang demikian ini bernilai bajingan yang lebih dzulumat dari dzulumat yang sebenarnya ms syayathin atau ilmiah monyet dibelukar peradaban, seperti disitir oleh surat al-a’raf ayat 179 dan 166 demikian :

















Fa lammaa ‘atau ‘ammaa nuhuu ‘anhu qulnaa lahum kuunuu qiradatan khaasiin.





166. “Akhirnya tatakala mereka yang aduk-adukan Nur dz sy itu telah melampaui batas dari apa yang mereka dilarang perihal yang demikian itu niscaya Kami tegaskan bagi yang demikian itu : “Silakan kalian berpandangan dan bersikap hidup menjadi bagaikan tabiat monyet yang hanya suka imitasi meringkik-ringkik ditaman Nur ms Rasul yg tiada tanding!”.



model yg demikian adalah model yg menjadi korban yg juga mengorbankan pandangan dan sikap hidup diri dan org lain dalam satu tatanan hidup bagai neraka dunia dimana mereka adalah golongan munafiq atau mujrimuun ( oportunis ) pencari keuntungan dalam kesempitan. inillah yg paling berbahaya.





Model keempat dari pokok-pokok Garis Iman ialah Jahiliyah, yaitu yang hampir-hampir tidak dapat memahami kalam Allah ms Rasul-Nya. mereka ini masuk kategori LAA SAMI'NA TAPI ATHA'NA. sehingga mereka mematuhi apa yg sebenarnya mereka tak pahami secara obyektif ilmiah. karena pengaruh kepercayaan warisan tradisi nenek moyang yg sdh berurat berakar. sehingga mereka inilah golongan yg bagaikan sapi perahan atau bagai binatang ternak korban imperialisme golongan inilah yg kebanyakan mengisi alas lantai jahannam sbb:



Wa la qad dzara’naa li jahannama katsiiram minal jinni wal insi lahum quluubul laa yafqahuuna bihaa wa lahum a’yunul laa yubshiruuna bihaa wa lahum aadzaanul laa yasma’uuna bihaa ullaa-ika kal an’aami bal hum adhallu ulaa-ika humul ghaafiluun.





179. “Dan sungguh Kami, atas alternatif Nur dan dzulumat ms rasul dan atau alternatif dz ms sy, telah memperkaya bagi kehidupan jahanam kebanyakan manusia dan jin, baginya ada hati yang tidak mau bertanggapan sesuai dg yg demikian ( Ajaran Allah menurut sunnah rasulnya ) , baginya ada Mata yang tidak mau memperhatikan sesuai dengan yang demikian, dan baginya ada telinga yang tidak mau menyimak sesuai dg yg demikian. Itulah dia yang bagaikan binatang (bajingan) bahkan lebih dzulumat dari bajingan ms syayathin apapun. Itulah dia yang mengabaikan pilihan haq ( obyektif ilmiah ) Nur dan dzulumat ms Rasul yang demikian agung”.





Maka pokok-pokok Garis Iman disini menjadi bertahap “Tidak bisa dan atau tidak mau menanggapi”, sehingga menjadi tidak memahami ajaran Allah ms Rasul-Nya.





Tetapi lucunya pada tahap kedua, mereka menjadi terbelah kedalam “Masa yang mereka sendiri tidak memahaminya” dan atau “Mengingkari yang sebenarnya mereka tidak memahaminya”. jadi mereka juga sebagian menjadi golongan LAA SAMI'NAA TAPI ASHAINA





Dengan demikian maka pokok-pokok Garis Iman kita susun menjadi seperti dalam sket sebagai berikut :





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUdKfVhsatfoLP8ArnA0S9rsHZrhDUHs7Jg2fIdASyuYQsv05vKrmi-BbHm7dkSrrNhY5Tl6mKjipn28bJZvbmGJOeqdnGk7OxOEVH7VyI1eEwxD3eGPwkBCMIiZRX0h77Uu528Tby79Y/s320/1.jpg





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUdKfVhsatfoLP8ArnA0S9rsHZrhDUHs7Jg2fIdASyuYQsv05vKrmi-BbHm7dkSrrNhY5Tl6mKjipn28bJZvbmGJOeqdnGk7OxOEVH7VyI1eEwxD3eGPwkBCMIiZRX0h77Uu528Tby79Y/s320/1.jpg









Demikianlah pokok-pokok Garis Iman secara umum, dengan lain perkataan, kembali kepada lukisan segitiga ABC sama sisi dalam segitiga AEF diatas, maka “Sami’na ialah D – B2 dan “Atha’na” ialah AB2C.





“Sami’na wa ‘ashaina” ialah tawalla ( maling) BC yang dikaddaba yaitu manipulasi dengan stempel hasil experiment CDF menjadi FDC.





Sebaliknya “Sami’na wa ‘ashaina”dalam arti “wasma” ghaira musma’in wara’ina” ialah kaddaba yaitu penyamaran/pengaburan ABC dan BED menjadi aduk-adukan BDC ( idealisme) dengan stempel intuisi.





Adapun model jahiliyah adalah tergolong kedalam Garis Kuda Delman untuk sebakul rumput, atau garis bagong yang ngelayap dimalam buta.





Selanjutnya “Sami’na” tahap menanggapi, menurut perbedaan sasarannya, kita bagi lagi menjadi Rattil Satu Persiapan Iman dan Shalat satu pembinaan Iman........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar