Sabtu, 10 September 2011

Besi Tidak Berasal Dari Bumi



Salah satu gambar tentang supernova.
Besi adalah salah satu zat yang disebut dalam Al-Qurãn, dalam surat bernama Al-Hadîd (besi).
“Dan Kami (Allah) juga menurunkan besi yang mengandung kekuatan besar, yang di dalamnya terdapat banyak manfaat bagi manusia… (QS 57: 25)
Kata anzalnã yang berarti “telah kami turunkan” yang berhubungan dengan besi, bisa dianggap sebagai kata yang bermakna kiasan untuk menggambarkan berbagai manfaat besi bagi manusia. Tapi bila kita perhatikan makna harfiah dari kata ini, yaitu bawha besi memang diturunkan dari langit, seperti turunnya hujan dan wahyu itu sendiri, terungkaplah sebuah mukjizat ilmiah yang cukup besar; karena penemuan-penemuan astronomis modern telah mengungkapkan bahwa besi yang ada di bumi kita itu sebenarnya berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar sana.
Ledakan Supernova
Tidak hanya besi di bumi, semua (bijih) besi yang bertebaran di seluruh sistem tata surya, semua berasal dari angkasa luar, karena suhu matahari tidak cukup untuk membentuk besi! Panas permukaan matahari adala 6.000 derajat Celsius, dan panas bagian intinya kira-kira 20 juta derajat. Besi hanya bisa dihasilkan oleh bintang-bintang yang lebih besar dari matahari, yang panasnya sampai ratusan juta derajat. Ketika jumlah produk besi mencapai tingkat tertentu dalam sebuah bintang, sang bintang tidak mampu lagi menampungnya, sehingga ia akhirnya meledak ke dalam bentuk yang disebut nova atau supernova. Ledakan itulah yang memungkinkan besi bertebaran ke dalam ruang angkasa.
Salah satu sumber ilmiah memberikan penjelasan demikian:
“Ada pula bukti tentan peristiwa-peristiwa supernova yang lebih kuno (awal) tahapan-tahapan baru dari iron-60 di dalam endapan-endapan di dasar laut yang dalam telah ditafsirkan sebagai isyarat-isyarat bahwa ledakan supernova terjadi dalam 90 tahun cahaya matahari sekitar 5 juta tahun lalu. Iron-60 adalah isotop besi, yang terbentuk akibat ledakan-ledakan supernova, yang merusak separuh kehidupan 1,5 juta tahun. Adanya isotop (hasil perkembangan) baru di sebuah lapisan bumi mengisyaratkan terjadinya nucleosynthesis unsur-unsur tersebut di angkasa terdekat, yang kemudian turun ke bumi (mungkin sebagai bagian dari butir-butir debu).
Semua penjelasan itu membuktikan bahwa besi tidak terbentuk di bumi, tapi terbawa dari banyak Supernova, dan “turun” (ke bumi) seperti disebut dalam ayat di atas. Tentu saja fakta ini tidak bisa diketahui di abad ke-7 Masehi, ketika Al-Qurãn baru diturunkan. Namun jelas fakta itu disebut dalam Al-Qurãn, firman Allah, Sang Mahapencipta yang pengetahuannya tak terbatas.
Pelindung bumi
Sungguh menakjubkan bahwa Al-Qurãn menyebut besi, mengingat penemuan-penemuan tersebut baru terjadi pada akhir abad ke-20. Michael Denton, mikrobiologis terkenal, menegaskan dalam bukunya – Nature’s Destiny – tentang pentingnya besi:
“Di antara semua logam, tidak ada satu pun yang lebih penting bagi kehidupan selain besi. Pertambahan jumlah besi di pusat bintang memicu ledakan supernova, mengakibatkan penyebaran atom-atom penting kehidupan ke seluruh alam. Karena tarikan dari gravitasi atom-atom besi di pusat bumi, terbentuklah panas yang menyebabkan terjadinya pemilahan zat-zat kimia bumi, pembentukan gas atmosfer awal, dan akhirnya pembentuk hidrosfer.
Karena pencairan besi di pusat bumi, yang berperan seperti dinamo raksasa, bidang magnet bumi bergerak, yang kemudian menciptakan radiasi sabuk-sabuk Van Allen, yang melindungi bumi dari radiasi kosmos yang berdaya tembus tinggi. Dengan demikian lapisan ozon bumi pun terjaga dari sinar kosmik yang merusak…
“Tanpa besi, tidak akan ada kehidupan berbasis karbon di kosmos; tidak ada supernova, tidak ada panas awal di bumi, tidak ada atmosfer atau hidrosfer. Tidak akan ada bidang magnet pelindung, tidak ada sabuk-sabuk radiasi Van Allen, tak ada lapisan ozon, tidak ada logam untuk membentuk hemoglobin (dalam darah manusia), tidak ada logam untuk menjinakkan reaktifitas oksigen, dan tidak ada metabolisme oksidatif.
“Adanya hubungan terencana (oleh Sang Pencipta, pen.) antara kehidupan dengan besi, antara warna merah darah dengan kematian sejumlah bintang nun jauh di sana, tidak saja mengisyaratkan pentingnya logam bagi biologi, tapi juga menandai adanya pusat kehidupan alam (biocentricity of the cosmos)…”
Sebagai obat kanker
Uraian ini dengan jelas mengisyaratkan pentingnya atom besi. Dan kenyataan bahwa Al-Qurãn pun memberikan perhatian khusus terhadap besi, adalah isyarat betapa (Allah melalui) Al-Qurãn menegaskan betapa pentingnya peran besi.
Lebih jauh, partikel-partikel oksidasi besi yang digunakan dalam pengobatan kanker dalam bulan-bulan belakangan ini memperlihatkan hasil-hasil positif. Sebuah tim yang diketuai Dr. Andreas Jordan di rumah sakit terkenal Charité Hospital di Jerman, telah mampu menghancurkan sel-sel kanker dengan teknik  baru yang dikembangkan untuk pengobatan kanker ini. Yaitu teknik yang diberi nama magnetic fluid hyperthermia (cairan magnetik panas tinggi). Hasil dari teknik ini, yang pertama diterapkan kepada Nikolaus H, berusia 26 tahun, dalam tiga bulan setelah perawatan, tidak ditemukan lagi pertumbuhan sel-sel kanker baru dalam tubuh sang pasien.
Teknik tersebut bisa digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
1. Cairan berisi oksidasi partikel-partikel besi disuntikkan ke dalam tumor dengan alat suntik khusus. Partikel-partikel itu menyebar ke seluruh sel-sel tumor. Cairan tersebut berisi ribuan butiran berisi jutaan partikel, yang ukurannya 1000 kali lebih kecil dari butir darah merah. Besi hasil oksidasi tersebut memenuhi tiap 1 cm3 cairan, yang dengan mudah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh darah.
2. Pasien ditempatkan dalam sebuah mesin berisi medan magnet yang sangat kuat.
3. Medan magnet tersebut, ditempatkan di luar, menggerakkan partikel-partikel besi. Ketika itu suhu dalam tumor berisi partikel-partikel besi oksidasi meningkat sampai 45 derajat.
4. Dalam beberapa menit, sel-sel kanker yang tak mampu melindungi diri dari panas, melemah atau rusak. Sang Tumor kemudian bisa dilenyapkan sepenunya dengan kemoterafi yang dilakukan belakangan.
Dalam perawatan ini, hanya sel-sel kanker yang terpengaruh medan magnet, karena hanya merekalah yang berisi partikel-partikel besi oksidasi. Penemuan teknik tersebut adalah kemajuan besar dalam pengobatan penyakit yang mematikan itu.
Besi juga telah terbukti merupakan obat bagi penderita anemia.
Dengan demikian, penyebuatan besi dalam Al-Qurãn, sebagai zat yang mengandung kekuatan besar dan bermanfaat banyak bagi manusia, termasuk untuk kesehatan, adalah informasi yang sangat berharga. Allãhu a’lam! (Allah memang mahatahu!).
(The Religion of Islam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar