Jumat, 09 September 2011

KHUTBAH WADA' : KONSEP PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM


oleh Bruce Lee Panjaitan Sinaga pada 09 Februari 2011 jam 17:44
Khutbah Wadâ’: Konsep Persaudaraan Sesama Muslim
oleh Siti Khatimah pada 02 Desember 2010 jam 5:41

Sesama muslim adalah saudara. Tidak ada perbedaan antara Arab dan bukan Arab, kecuali dalam urusan takwa.

Tanggal 8 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah, Nabi Muhammad berangkat dari Makkah menuju Arafah, mengendarai untanya yang bernama Al-Qashwâ, diiringi umatnya yang berjumlah sekitar 140.000 orang.


Sampai di Mina, semua mampir dan mendirikan kemah, lalu bermalam di situ. Esoknya, setelah subuh, perjalanan ke Arafah dilanjutkan. Di kawasan bukit Arafah, mereka berkemah pula di desa Namirah, di sebelah timur bukit Arafah.


Setelah matahari tergelincir, mereka berangkat ke lembah Bathnul Wâdy, yang terletak di lapangan Urnah. Setelah berwukuf dan memperlihatkan cara-cara ritual haji, Nabi naik ke punggung untanya, dan kemudian berteriak sekeras-kerasnya, memanggil berkumpul umatnya.


Panggilan Nabi disambung oleh Rabi’ah bin Umayyah bin Ghalaf dengan sekras-kerasnya pula. Di situlah Nabi berkhutbah, menyampaikan serangkaian amanat yang kemudian dikenal sebagai Khutbah Wadâ’ (خطبة الوداع).


Ringkasan isinya dapat diuraikan ke dalam butir-butir (hukum) sebagai berikut:

   1. Darah (jiwa) kalian itu mulia. Demikian juga harta-benda dan harga diri.
   2. Kalian semua akan bertemu dengan Tuhan kalian, dan Dia akan bertanya tentang amal-amal kalian.
   3. Bila kalian berbuat jahat, kalian harus mempertanggung-jawabkannya sendiri.
   4. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.
   5. Harta seorang muslim haram bagi saudaranya, kecuali bila mendapat ijin darinya.
   6. Seluruh ajaran Jahiliyah telah hancur di bawah kakiku.
   7. Riba pada zaman jahiliyah telah dihapuskan.
   8. Takutlah pada Allah dalam urusan wanita. Mereka adalah amanat Allah atas kalian. Kalian mempunyai hak atas istri kalian, dan istri kalian juga mempunyai hak atas kalian.
   9. Patuhilah pemimpin yang menegakkan kitabullah, walaupun ia (mantan) budak hitam asal Habsyi (Abesinia).
  10. Ahli waris tidak berhak atas wasiat, dan wasiat (bagi bukan ahli waris) tidak boleh lebih dari sepertiga kekayaan.
  11. Anak adalah milik suami yang sah, bukan hak bagi pezina.
  12. Setan gagal untuk dipatuhi di negeri ini, tapi mereka cukup puas bila kalian melakukan hal-hal yang menurut perkiraan kalian penting.
  13. Kalian semua berasal dari Adam, dan Adam dari tanah. Orang yang termulia adalah yang takwa. Tak ada kelebihan Arab atas non-Arab, selain karena takwa.

Setiap menyelesaikan butir-butir pernyataannya, Nabi menyelingi dengan pertanyaan, “Sudahkah ini kusampaikan?”, yang dijawab oleh umat dengan teriakan bahwa Nabi memang telah menyampaikan. Kemudian Nabi menengadah ke langit sambil berkata, “Ya Allah, saksikanlah ini!”


Melalui khutbah ini, kita mendapat kesimpulan tentang inti ajaran yang disampaikan Rasulullah, yakni inti ajaran Dinul Islam dalam bidang pergaulan kemasyarakatan (social aspects), khususnya antar sesama muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar