Jumat, 09 September 2011

PERINTAH DA'WAH


oleh Bruce Lee Panjaitan Sinaga pada 07 Februari 2011 jam 18:14
Tugas Rasul maupun orang yang mau beriman adalah Basyiiran wa Naziira, yaitu menyampaikan kepada manusia satu himbauan agar mengikuti Qalam Allah menurut Sunnah Rasul-Nya guna mendapatkan satu kehidupan Ihsan yaitu hasanah di dunia maupun di akhirat nanti, dan menghimbau kepada manusia untuk menjauhkan kehidupan dengan ajaran selain yang diajarkan Allah, yang berakibat kehidupan huru-hara di Dunia ini dan kebangkitan dalam laknatullah, didalam kehidupan Jahannam.
Pada awalnya Muhammad juga harus berda’wah dengan memperkenalkan dirinya sebagai seorang Rasul dan Nabi yang terakhir, ini merupakan tantangan yang sangat berat terutama dalam menghadapi kaum Quraisy sebagai pemimpin Bangsa Arab pada masa itu, tetapi tugas da’wah ini harus dilakukan sekalipun sudah dikatakan oleh Allah bahwa nanti Muhammad akan dikatakan sebagai seorang gila.
Proyeksi da’wah masa kehidupan pribadi Muhammad Rasulullah, tentunya juga akan memberikan pengalaman kepada umat Islam abad dua pulu satu ini bagaimana seharusnya melakukan kegiatan da’wah, yaitu mengajak manusia untuk kembali mengikuti Qalam Allah yakni Al-Qur’an menurut Sunnah Rasul-Nya.
Di negeri ini sudah menjadi kebiasaan bagi umat Islam yang terpengaruh dengan sistematik Ajaran Islam yang terdiri dari Tauhid, Fiqih, Ahlaq dan Tasauf.
Tauhid adalah satu konsep Theologi yang disusun oleh para Ulama Islam terkenal dengan Sifat Tiga belas, yaitu satu konsep untuk memperkenalkan Tuhan kepada umat. Sifat Tiga belas ini kemudian dikoreksi menjadi sifat Dua puluh dan oleh karena di dalam Al-Qur’an ada 99 kalimat yang dianggap merupakan sifat Tuhan maka terjadilah perdebatan yang tidak habis-habisnya sehingga kesimpulannya Sifat Tuhan itu tidak terbatas.
Ajaran Islam yang kedua adalah Fiqih, Ilmu Fiqih disusun berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi serta Ijma dan Qias dari para Ulama Islam. Itulah sebabnya dalam Tanya jawab baik di Radio maupun TV umat Islam selalu bertanya tentang “Apa Hukumnya….” Sesuatu persoalan, misalnya apa hukumnya jika terjadi perkosaan dari enam laki-laki terhadap seorang wanita, maka di Indonesia jawaban yang kita dengar sangat enteng yaitu DOSA. Dan kalau ada pertanyaan apa hukumnya jika saya menolong seorang tua yang menyebrang jalan, maka jawabannya anda mendapat FAHALA.
DOSA dan FAHALA setelah diselidiki bukan berasal dari bahasa Arabiyyan, tetapi dari bahasa Indonesia. Yang perlu dalam kajian ini adalah, semudah itukah memberi fatwa hukum kepada seseorang yang mempunyai persoalan? Bukankah seseorang yang melakukan perkosaan harus dihukum dengan dipotong kaki dan tangannya dan disalib seperti Dendeng? Dan bagi yang berzina harus dirajam.yaitu dengan dipendamkan kedalam tanah sebatas leher dan dilempar dengan batu sampai mati agar dia bersih danterbebas dari hukuman Allah di Akhirat nanti karena sudah dihukum dengan hukum Allah di dunia ini.? Kenapa kini hanya dengan DOSA saja sehingga Hukum Allah telah dilemahkan saat ini hanya dengan alasan kita bukan Negara Islam. Muhamad Rasulullah tidak mendirikan Negara Islam, Madiinatul Muawwarah terbuka begi manusia semuanya, hanya hukum pidana dalam Negara itu harus dengan Hukum Allah atau Syariat Allah. Sekarang ini di Indonesia sudah ada Hukum Islam, terbukti dengan adanya Pengadilan Agama, tapi belum sempurna, karena hanya memutuskan tentang hukum Waris dan Hukum Pernikahan/Perceraian.
Kemudian Ahlak, ummat Islam diajarkan Ahlak tentang kebersihan, makan dengan tangan kanan, menghormati tamu dan sebagainya, ahlak sebagai Mukmin dengan kewajiban berdakwah tidak diajarkan lagi, sehingga sudah terjadi degradasi nilai.
Dan yang terakhir umat Islam diajarkan Ilmu Tasyauf, satu cabang Ilmu yang berasal dari Yunani guna mensucikan diri, pergi ke Goa meninggalkan kehidupan duniawi bahkan ada yang tidak mau menikah sama sekali. Tasauf Modern juga mencoba memberikan analisa bagaimana orang bisa membersihkan diri dengan tidak perlu ke Gua untuk bertapa tapi bisa di kota juga.
Yang paling mengerikan lagi adalah pembagian umat Islam kepada 4 tingkatan, yaitu dimualai dari tingkat syariat, tingkat tarekat, tingkat hakekat dan tingkat Ma’rifat.. Tingkat Ma;rifat ini tingkat yang paling sempurna dalam semua golongan tarekat, ada yang berpendapat yang sampai pada tingkat ini hanya para Wali, mereka tidak lagi shalat, karena katanya yang shalat menurut waktu-waktu tertentu itu hanya umat pada tingkat syari’at. Luar biasa… Padahal Nabi, Sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali tetap shalat sampai akhir hayatnya, lalu mereka ikut yang mana?.
Inilah modal Da’wah yang sudah ada pada umat Islam di Indonesia, selanjutnya da’wah yang bagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Setelah menerima Surat Al-Muzzammil, maka Nabi menerima Surat Al-Muddattsir yang akan menjadi pedoman kita dalam melakukan Da’wah.

Yaa Ayyuhal Muddatstsir
Wahai Dikau Pembersih tanggapan

Kebanyakan para ahli Tafsir menterjemahkan “Wahai orang yang berselimut” karena dianggap nabi masih takut dengan datangnya Malaikat, padahal ayat ini bukan hanya untuk Nabi tapi untuk manusia semuanya yang mau.

Qum Fa-anzir
Bangunlah maka dengan Al-Qur’an ini beri peringatan

Inilah perintah da;wah yang pertama, agar kita memperingati manusia terutama diri dan keluarga agar memahami Ajaran Tuhannya.

Wa-Rabba-ka Fa-Kabbir
Yaitu ajaran Allah Pembimbing Kehidupan kamu, maka binalah menjadi satu tanggapan

Kabesaran hidup saat ini selalu nilainya materi, siapa yang kaya dia dihormati, yang miskin keberadaannya sebagai anak bangsa tidak dihargai, dengan sewenang-wenang yang kecil selalu menadi mangsa yang berkuasa, diusir, digusur tanpa mengindahkan hukum yang telah mereka buat sendiri.

Watsiaabaka Fa-Thahhir
Dan semua tanggapan lama sebagai hiasan hidup kamu selama ini maka bersihkan.

Diperlukan satu keihlasan untuk meninggalkan semua tanggapan lama yang telah menjerat umat Islam kedalam jurang kehidupan saling nista, saling bermusuhan, saling berangkuhan sesama manusia.


War-Rujja fahjur
Yaitu kekotoran hidup Dzulumat menurut Sunah Syayatin maka segera singkirkan.

Kekotoran hidup Dzulumat ini ada banyak, tapi untuk tahap da’wah ini maka tinggalkan delapan larangan :
1. Jangan Syirik, yaitu jangan dualisme dalam pandangan hidup,
2. Jangan Membunuh
3. Jangan Zina
4. Jangan Mabuk/Narkoba
5. Jangan Judi
6. Jangan Bohong
7. Jangan Menipu
8. Jangan Khianat
9. Mencintai kedua Ibu dan Bapak
10.Mencintai sesame manusia

Wa-laa tamnun tastaktsir
Jangan melamun hasil menjadi (orang beriman) tanpa kerja keras meninggalkan semua yang dilarang.

Wali-Rabbi-ka fashbir
Dan dengan Ajaran Pembimbing Kehidupan kamu ini, maka teguh bertahanlah.

Demikianlah dakwah Al-Qur’an yaitu mengajak manusia untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah menurut standard Ajaran Allah, kemudian mengajak manusia untuk mengikuti Petunjuk Allah menurut Sunnah Rasul. Da’wah Al-Qur’an menurut Sunnah Rasul ini tidak boleh ada paksaan, dan si Penda’wah tidak mempunyai kemampuan untuk memberikan hidayah atau petunjuk kepada orang yang dicintainya sekalipun. Tugas da’wah hanya menyampaikan kemudian teguh bertahan sampai Allah menurunkan kepastiannya. Semoga bagi anda yang tergerak hatinya untuk mencintai Ajaran Allah ini, maka itulah yang dikatakan Anda telah mendapatkan hidayah Allah, selanjutnya sampaikanlah da’wah ini kepada manusia yang lainnya, walaupun kita dihina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar